Labels

Monday, August 25, 2014

Lima Menit Terakhir Ini

"Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari." - 2 Petrus 3:8

Pada Sidang Ilahi TOV akhir Juni lalu di Semarang, Tuhan mewahyukan kepada Bahtera bahwa sisa waktu yang ada hanya tinggal lima menit lagi. Dan jika menghitung dengan menggunakan ukuran yang tertulis di kitab yang kedua dari Rasul Petrus tersebut, maka maksud lima menit itu setara dengan tiga setengah tahun. 

Namun sebelum hal ini diwahyukan kepada Bahtera, kira-kira empat setengah bulan sebelumnya, melalui dua nabi-Nya, yakni almarhum Bob Jones dan Gary Beaton, Tuhan telah mewahyukan pernyataan yang serupa dengan cara yang luar biasa unik melalui dua kejadian fenomenal yang persis sama terjadi, masing-masing pada tanggal 6 dan 13 Februari 2014 lalu. Dua kejadian yang persis sama ini terjadi pada jam dinding yang terletak di sebuah kamar di sebuah rumah sakit tempat nabi Bob Jones dirawat hingga beliau berpulang ke Rumah Bapa, 14 Februari 2014 jam 6.22 pagi waktu setempat.

Pada tanggal 6 dan 13 Februari 2014, pukul 23.55, tiba-tiba jarum detiknya berhenti, kemudian jarum menitnya bergerak amat cepat memutar maju dan kemudian sempat melambat dan berhenti sebentar untuk menunjukkan pukul 8, lalu jarum menit tersebut kembali memutar maju dengan cepat hingga menuju tepat jam 00.00. Nabi Gary Beaton yang merekam peristiwa fenomenal ini, menyadari bahwa ketika jarum jam berhenti tepat di pukul 00.00 itu bertepatan dengan waktu yang ditunjukkan di smartphone yang digunakannya untuk merekam peristiwa ini. Video rincian kejadiannya klik di sini.

Dua belas jam ditempuh dalam waktu 5 menit dan sempat berhenti di pukul 8 tepat, apa maksud dari semuanya ini? Ini jelas adalah percepatan ilahi yang sedemikian rupa dan akan berlangsung masif, yang pertama akan terjadi pada Gereja-Nya dan kemudian berdampak kepada dunia hingga Kristus datang untuk yang ke-2 kalinya. Angka 12 memiliki makna pemerintahan ilahi (divine government) atau Pemerintahan Tuhan, yang mulai dan sedang terjadi saat ini atas seluruh Pasukan-Nya di seluruh Bumi. Gereja akan dibekali dengan berbagai tanda, keajaiban dan mujizat yang pernah ada bahkan yang belum pernah ada sebelumnya. Semua ini untuk menyambut tsunami lawatan dan memenuhi "kuota" cawan kedatangan Kristus.


Video Penjelasan Makna Profetik dari Gary Beaton Atas Fenomena Percepatan Jam Dinding di Kamar Bob Jones Dirawat

Sedangkan angka 8 memiliki makna sebagai awal yang baru (new beginning). Jadi pemerintahan ilahi ini akan menjadi sebuah tonggak awal yang baru bagi Gereja dan dunia. Dan ketika terjadi sinkronisasi tepat pada pukul 00.00, Tuhan mendeklarasikan bahwa batasan antara Sorga dan Gereja-Nya di Bumi sudah tiada, atau minimal semakin tipis jarak keduanya, yang memang puncaknya akan terjadi pada Masa Kerajaan Millenium nanti.

"Serba Dua Kali"

Lalu pertanyaan berikutnya, kapankah sinkronisasi ini mulai dihitung? Kapan tepatnya waktu "5 menit" atau tiga setengah tahun ini mulai dihitung? Saya yakin ketika Roh-Nya menggerakkan saya untuk menuliskan tentang sebuah perkara Yang Tak Terhindarkan itulah, maka penghitungan itu sudah dimulai sejak tanggal 1 April 2014 lalu, yang memang juga bertepatan dengan 1 Nisan 5774 dan dilanjutkan selama 59 hari (dua bulan) hingga tanggal 29 Mei 2014 / 29 Iyyar 5774.

Jika kita perhatikan dalam perkara ini, Tuhan banyak menggunakan hal-hal yang "serba dua". Ketika Tuhan menyatakan adanya 7 tahun masa kelimpahan dan dilanjutkan dengan 7 tahun masa kelaparan di zaman Yusuf, Tuhan menggunakan dua mimpi yang berbeda untuk sebuah maksud yang sama, yakni ketika Firaun saat itu bermimpi tentang 7 ekor lembu dan 7 bulir gandum. Dan dalam perkara Lima Menit Terakhir ini, Tuhan menyatakan dua kali, yakni tanggal 6 dan 13 Februari 2014. Selain kepada Bob Jones dan Gary Beaton, Tuhan juga menyatakan hal ini melalui Bahtera. Dan sinkronisasi penghitungan "5 menit" ini dimulai sejak bulan April dan Mei 2014 yang penghitungan tanggalnya bertepatan dengan bulan Nisan dan Iyyar 5774. Semuanya sungguh "serba dua kali".

Rapture & Rosh Hashanah 5778

"Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain." - Matius 24:30-31

"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai, yakni hari pertemuan kudus." - Imamat 23:24

Rosh Hashanah, atau tahun baru (head of the year) almanak Ibrani dimulai pada tanggal 1 bulan ke-7 (Tishrei). Dan jika kita cermati, Tuhan telah menunjuk suatu waktu mengenai kedatangan Anak Manusia di awan-awan atau yang lebih dikeal dengan istilah Rapture (pengangkatan Gereja), yakni pada Hari Peniupan Sangkakala atau peniupan serunai, yakni Rosh Hashanah. Bukankah tiga setengah tahun dari tanggal 1 Nisan 5774 adalah tanggal 1 Tishrei 5778 (21 September 2017)? Mengenai tahun 2017, ini merupakan tahun super fenomenal seperti yang pernah dibahas dalam tulisan Waktu Pengangkatan & Identitas Dua Saksi - Vol. 3 yang lalu:

1. Tahun 2017 merupakan 70 tahun resolusi PBB untuk berdirinya negara Israel yang berdaulat (29 November 1947).

2. Tahun 2017 merupakan 50 tahun reunifikasi Yerusalem ke Israel melalui Perang Enam Hari.

3. Tahun 2017 juga merupakan peringatan 50 tahun peristiwa Roswell yang amat misterius berkaitan dengan keberadaan makhluk Alien, yang kejadiannya diperkirakan terjadi di sebuah kota di Amerika Serikat dan bertepatan dengan garis 33 derajat lintang utara. Kita perlu menyadari bahwa keberadaan makhluk Alien memiliki kaitan kuat dengan Fallen Angels dan Nephilim. Informasi tentang makhluk Alien yang dihembuskan berpuluh-puluh tahun BUKAN merupakan fiksi belaka, melainkan mitos yang perlu diwaspadai.

4. Tahun 2017 juga merupakan peringatan 70 tahun penemuan Dead Sea Scrolls yang mengungkap naskah asli berbagai kitab di Alkitab.

5. Hampir seluruh umat Tuhan yang non-Katholik Roma merupakan "hasil" dari Reformasi Gereja yang diinisiasi oleh Martin Luther pada tahun 1517, yang melahirkan aliran Kristen Protestan 500 tahun yang lalu.

6. Rabbi Judah ben Samuel atau juga disebut Judah He-Hasid (Judah The Pious) yang hidup pada tahun 1140 - 1217, menjelang akhir hayatnya, beliau menubuatkan bahwa setelah 10 kali tahun Yobel (500 tahun) Ottoman Turki menaklukkan kota Yerusalem, itulah akhir dari masa Mesianik atau masa Gereja. Ottoman Turki mulai menaklukkan kota Yerusalem pada tahun 1517. Tahun yang sama ketika Reformasi Gereja dimulai.

Fakta unik lainnya adalah melalui mendiang Rabbi Besar Yitzhak Kaduri, Tuhan telah menunjuk almarhum Perdana Menteri Israel Ariel Sharon sebagai salah satu "Metusalah"-Nya untuk menjadi tanda. Ariel Sharon wafat pada tanggal 11 Januari 2014. Sedangkan fenomena percepatan jam dinding Bob Jones ini berakhir pada tanggal 13 Februari 2014. Ada jangka 33 hari di antaranya. Angka 33 berbicara tentang sebuah tatanan dunia (baru) atau (new) world order, yang sesungguhnya sudah Tuhan persiapkan melalui firman-Nya mengenai langit baru, bumi baru dan Yerusalem baru (Wahyu 21:1-2).

Jadi, sungguh waktunya sudah amat singkat. Entah di Rosh Hashanah 2017, atau 2018, atau mungkin 2019, kenyataannya sisa waktu kita memang tinggal sedikit, dan Tuhan hendak mempercepat dan mengakselerasi segala sesuatunya, sebab setelah ini memang sudah tidak ada penundaan lagi. Mari berlomba dan berlari pada masa ini, yakni masa yang belum pernah ada sebelumnya dan takkan pernah ada lagi setelahnya.

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Referensi Terkait:

Yang Tak Terhindarkan


Monday, August 11, 2014

Mendengarkan Tuhan


Many people do not understand how it works. The Heart is that part in us that is called by the Lord, the spirit, or man's spirit. It is in this spirit that God's Spirit does come into and make his home, now, in this new covenant day. Paul called the heart or spirit of man, THE NEW MAN. That the spirit of man has been made new is a fact because ALL THINGS BECAME NEW when Jesus Christ saves us all. Then, according to Ephesians 1:13-14 we have all received the earnest of the Spirit (down payment to our eternal salvation) of God upon salvation. HE LIVES INSIDE THE HEART OF MAN....."THE SPIRIT OF MAN IS THE TEMPLE OF THE LORD".

Banyak orang tidak mengerti bagaimana hal itu bekerja. Hati adalah bagian di dalam kita yang disebut oleh Tuhan, sebagai roh atau roh manusia. Maka di dalam roh kita inilah bahwa Roh TUhan datang masuk dan menjadikan rumah kediaman-Nya, sekarang, di masa perjanjian baru. Rasul Paulus menyebutnya hati atau roh manusia, MANUSIA BARU. Bahwa roh manusia telah dijadikan baru adalah sebuah fakta karena SEGALA HAL MENJADI BARU ketika Yesus Kristus menyelamatkan kita semua. Kemudian, mengacu pada Efesus 1:13-14 kita semua telah menerima sungguh-sungguh Sang Roh (uang muka / jaminan kepada keselamatan kekal) dari Tuhan pada keselamatan. IA HIDUP DI DALAM HATI MANUSIA ... "ROH MANUSIA ADALAH BAIT-NYA TUHAN."

Ephesians 4:24 - "And that ye put on the new man, which after God is created in righteousness and true holiness."

"Dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." - Efesus 4:24

This being the case, WHEN YOU PRAY it is not wrong to listen to the Heart because the Heart is your spirit which has been renewed with HIS PRESENCE AND SPIRIT. Thus the Mind of Christ is in us.

Ini menjadi kasus, KETIKA KITA BERDOA bukanlah hal yang salah untuk mendengarkan hati kita karena hati kita adalah roh kita yang telah dibaharui dengan HADIRAT DAN ROH-NYA. Itulah Pikiran Kristus yang di dalam kita.

Now let me show you some scriptures to back up that which I have said:

Sekarang mari kita lihat beberapa ayat yang mendukung:

Proverbs 20:27 - "The spirit of man is the candle of the LORD, searching all the inward parts of the belly."

"Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya." - Amsal 20:27

Psalm 37:4 - "Delight thyself also in the LORD: and he shall give thee the desires of thine heart."

"Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu." - Mazmur 37:4

Mark 11:23-24 - "For verily I say unto you, That whosoever shall say unto this mountain, Be thou removed, and be thou cast into the sea; and shall not doubt in his heart, but shall believe that those things which he saith shall come to pass; he shall have whatsoever he saith. Therefore I say unto you, What things soever ye desire, when ye pray, believe that ye receive them, and ye shall have them."

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." - Markus 11:23-24

According to the Scripture above and thought from Scripture, THE HEART OR SPIRIT OF MAN IS THE CANDLE (LIGHT) OF THE LORD, THEREFORE YOU CAN LISTEN TO THE HEART OR YOUR SPIRIT, WHERE THE HOLY SPIRIT LIVES...*** And If you will DELIGHT IN THE LORD, the promise is: I WILL GIVE YOU THE DESIRES OF YOUR HEART OR SPIRIT. And WHOSOEVER will SAY ... (In Faith based upon NO DOUBT) IN YOUR HEART OR SPIRIT, will "HAVE THEM" saith the Lord.

Berdasarkan ayat dan gagasannya di atas, HATI ATAU ROH MANUSIA ADALAH PELITA (TERANG) TUHAN, ITU SEBABNYA KITA BISA MENDENGARKAN HATI ATAU ROH KITA, TEMPAT ROH KUDUS HIDUP. *** Dan jika kita BERGEMBIRA DI DALAM TUHAN, janji-Nya adalah: AKU AKAN MEMBERIKAN KEPADAMU APA YANG DIINGINKAN HATIMU. Dan BARANGSIAPA akan BERKATA ... (Dalam iman dan TANPA RAGU) DI DALAM HATI ATAU ROHMU, akan "MENERIMANYA" kata Tuhan.

*** NOTE THIS: MANY ARE SAYING: DO NOT LISTEN TO YOUR HEART (SPIRIT) BUT LISTEN TO THE LORD. But is NOT RIGHT TO SAY THAT, because if you believe that, YOU WILL LIVE IN CONFUSION... NOT UNDERSTANDING TO HEAR THE LORD because he is IN THE HEART OR SPIRIT. He that does then, the Scriptures tell us, MUST WORSHIP HIM IN SPIRIT AND TRUTH.

*** CATAT INI; BANYAK YANG BERKATA: JANGAN DENGARKAN HATIMU (ROHMU) TAPI DENGARKAN TUHAN. Namun HAL ITU TIDAK BENAR, karena jika kita percaya demikian, KITA AKAN HIDUP DALAM KEBINGUNGAN, TIDAK MEMAHAMI UNTUK MENDENGARKAN TUHAN karena Ia berada DI DALAM HATI ATAU ROH KITA. Ia yang melakukan itu, Alkitab berkata, HARUS MENYEMBAH DIA DALAM ROH DAN KEBENARAN.

Now let me say, from experience talking with the Lord and hearing his voice. *** THERE IS A DIFFERENCE IN THE (VOLUME OR SOUND) IN THE VOICE OF THE HEART OR SPIRIT OF MAN (which does speak) ..... THAN THE VOICE OF THE HOLY SPIRIT. I can recognize and know that voice as being my spirit speaking because the voice will be A STILL SMALL VOICE. When hearing the spirit within it will speak oh so quietly and I really have to listen and not have any interference, or I will not fully hear. But, WHEN THE VOICE OF THE HOLY SPIRIT HIMSELF SPEAKS... He is much LOUDER. I always know when HE IS SPEAKING, because I can hear him very clearly and understand. But he the Holy Spirit does not always speak to me. I will hear my spirit say (MANY TIMES NOT ALL), PRAY IN TONGUES. Then I know that the HOLY SPIRIT WILL TAKE UP THE TONGUES AND PRAY FOR ME GIVING UNDERSTANDING, EVEN MYSTERIES REVEALED. I will hear the Tongues coming up, and I repeat them in prayer. When I do then I HEAR HIM SPEAKING INTERPRETATION OF THOSE TONGUES. I do then continue to have a conversation with the Holy Spirit. This understanding of HEARING THE HOLY SPIRIT HAS GROWN THROUGH RELATIONSHIP over time and experience. I have HEARD HIM SPEAKING many times after I begin praying without speaking in Tongues. But when it is hard to hear but only my spirit and not him, I PRAY IN TONGUES, then the breakthrough comes.

Sekarang mari saya jelaskan, melalui pengalaman berbincang dengan Tuhan dan mendengar suara-Nya. *** ADA SEBUAH PERBEDAAN ANTARA DALAM SUARA HATI ATAU ROH MANUSIA (yang berbicara) ... DENGAN SUARA ROH KUDUS. Saya bisa mengenali dan mengetahui suara tersebut sebagaimana roh saya berbicara karena suara tersebut akan TETAP SEBUAH SUARA KECIL. Ketika mendengarkan roh manusia di dalamnya akan berbicara begitu tenang / pelan dan saya sungguh harus mendengar dan tidak boleh ada interfensi apapun, atau saya takkan bisa mendengar seutuhnya. Namun, KETIKA SUARA ROH KUDUS SENDIRI YANG BERBICARA, Ia bicara LEBIH KERAS. Saya selalu tahu ketika IA SEDANG BICARA, karena saya dapat mendengar-Nya dengan jelas dan paham. Namun Roh Kudus tidak selalu bicara kepada saya. Saya akan mendengarkan roh saya berkata (BANYAK KALI NAMUN TIDAK SELALU), BERDOA DALAM BAHASA ROH. Kemudian saya tahu bahwa ROH KUDUS AKAN MERESPON BAHASA LIDAH DAN BERDOA UNTUK SAYA DAN MEMBERIKAN PEMAHAMAN, BAHKAN PENGUNGKAPAN BANYAK MISTERI. Saya akan mendengar bahasa lidah muncul, dan saya mengulang dalam doa. Ketika saya lakukan kemudian SAYA MENDENGAR-NYA BERBICARA INTERPRETASI ATAS BAHASA LIDAH TERSEBUT. Saya kemudian melanjutkan dengan sebuah percakapan dengan Roh Kudus. Pemahaman akan MENDENGAR ROH KUDUS TELAH BERTUMBUH MELALUI HUBUNGAN dari waktu ke waktu dan pengalaman. Saya telah MENDENGAR-NYA BICARA banyak kali sesaat setelah saya mulai berdoa tanpa berbahasa lidah. Namun ketika sulit untuk mendengar namun hanya roh saya dan bukan Roh-Nya, SAYA TERUS BERDOA DALAM BAHASA LIDAH, kemudian terobosan terjadi.

Jesus said in John 10:4-5 - "And when he putteth forth his own sheep, he goeth before them, and the sheep follow him: for they know his voice. And a stranger will they not follow, but will flee from him: for they know not the voice of strangers."

"Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." - Yohanes 10:4-5

Every Child of God who is born of the Spirit and has THE SPIRIT OF GOD INSIDE HIM OR HER, can and will hear Him. If you hear the spirit of your inner man who HE LIVES IN AND IS CREATED A NEW CREATURE, you are hearing from the Lord. Yet, I say this, YOU CAN HEAR HIM DIRECTLY because HE SPEAKS LOUDLY. I believe many do not hear because they do not get quiet and come seeking his face (a very intimate relationship where you come JUST TO HEAR HIS VOICE AND TO LOVE HIM AND HE LOVE YOU).

Setiap anak Tuhan yang lahir dari Roh-Nya dan memiliki ROH TUHAN DI DALAMNYA, dapat dan akan mendengarkan suara-Nya. Jika kita dapat mendengar roh dari manusia batiniah kita yang DI DALAMNYA IA HIDUP DAN MENCIPTAKAN SEBUAH CIPTAAN BARU, kita sedang mendengarkan Tuhan. Bahkan, saya dapat berkata, KITA DAPAT MENDENGARKAN DIA SECARA LANGSUNG karena IA BERBICARA NYARING. Saya percaya banyak yang tidak mendengar karena mereka tidak menjadi tenang dan tidak mencari wajah-Nya (sebuah hubungan yang intim dimana kita datang HANYA UNTUK MENDENGAR SUARA-NYA DAN UNRUK MENGASIHI DIA DAN DIA MENGASIHI KITA).

Now I will add to this note by saying, I HAVE NOT ONLY HEARD MY SPIRIT, AND THE HOLY SPIRIT SPEAKING, but I have heard JESUS SPEAKING as well. When Jesus Speaks HIS VOICE IS MUCH DIFFERENT and I recognize him. He has come to me and spoken to me on various occasions, and it has been most wonderful to talk with him. Jesus is so kind and so very loving. 

One night he came to my bedside. It was three in the morning and I felt his hand on my ankle (through the cover to touch me) and he shook me and said, "YOU MUST BE CONSISTENT TO PRAY. I AM HERE LET US TALK."

I got up and put on my clothes and went into the living room. IMMEDIATELY I HEARD HIM SAY, "I AM JESUS, I TELL YOU, I AM." 

I asked him, "Lord, why can I not now see you?"

He said, "There is a reason (I know now why) you will not see me now, but YOU WILL LATER."

Well I did see him later one night when I was caught up out of my body. He was standing in the beautiful sky and He walked right up to me and looked into my eyes. There have been other times too I have heard him speaking. Like the time He literally stepped into my body and HE BEGIN TO SPEAK AND MOVE WHILE I WAS PREACHING. It definitely was not me who was walking or speaking, BUT I KNEW IT WAS JESUS HIMSELF WHO WAS THERE TO TALK TO ME AND ALL HIS PEOPLE.

Sekarang saya tambahkan dalam tulisan ini dengan mengatakan, SAYA TIDAK HANYA MENDENGAR ROH SAYA DAN ROH KUDUS BERBICARA, namun saya juga mendengar YESUS BERBICARA juga. Ketika Yesus berbicara SUARA-NYA BERBEDA dan saya mengenali-Nya. Ia datang kepada saya dan berbicara kepada saya dalam berbagai kesempatan, dan hal itu merupakan saat terindah berbicara dengan-Nya. Yesus begitu baik dan amat mengasihi.

Suatu malam Ia datang ke tepi ranjang saya. Itu jam 3 pagi dan saya merasakan tangan-Nya di mata kaki saya (melalui bed cover untuk menyentuh saya) dan Ia mengejutkan saya dan berkata, "KAMU PASTI BEGITU KONSISTEN UNTUK BERDOA. AKU DI SINI SEKARANG, MARI KITA BICARA."

Saya bangkit dan mengenakan pakaian dan pergi ke ruang keluarga. SEGERA SAYA DENGAR IA BERKATA, "AKU YESUS, KUKATAKAN KEPADAMU, AKULAH DIA."

Saya tanyakan Dia, "Tuhan, mengapa aku tidak dapat melihat-Mu sekarang?"

Dan Ia berkata, "Ada sebuah alasan (sekarang saya tahu alasannya) kamu tidak dapat melihat-Ku sekarang, namun NANTI KAMU AKAN MELIHAT."

Dan akhirnya saya melihat-Nya kemudian pada suatu malam, ketika saya mendapati roh saya keluar dari tubuh. Ia berdiri di langit yang indah dan Ia berjalan ke saya dan menatap kedua mata saya. Ada suatu waktu lainnya, saya juga menndengar-Nya bicara. Seperti saat Ia secara nyata melangkah masuk ke tubuh saya dan IA MULAI BERBICARA DAN BERTINDAK KETIKA SAYA SEDANG BERKOTBAH. Itu tentu bukan saya yang berjalan atau berbicara, NAMUN SAYA TAHU ITU YESUS SENDIRI YANG BERBICARA KEPADA SAYA DAN SEMUA JEMAAT-NYA.

Then, let me say, there have been times I fully believe I HAVE HEARD THE FATHER because of the BOOMING VOICE and totally AWESOME PRESENCE WHICH SENT ME SOARING. When In the desert I was on the mountain and was caught up to stand before Him. IT WAS A MOST AWESOME EXPERIENCE TO SAY THE LEAST. When the Father was talking I was literally flying and everything around me was moving, and moving, around and around, and I felt as if I was literally INSIDE HIM. I know now that WHEN YOU TALK WITH THE FATHER YOU WILL NOT SEE HIM because HE IS EVERYWHERE AND YOU WILL BE LITERALLY IN HIM. That day the whole top of the mountain did go around and around. I heard him speaking, but not only that. I HEARD AND FELT HIS VERY HEART AND I FELT HIS COMPASSION AND LOVE. That experience with the Father CHANGED ME FOREVER. That was my Encounter with the Father. I came down from the mountain and could not talk (speak) without laughing and crying so profusely that I could not tell anyone about the experience for over 3 months. Everyone thought I had suffered a total mental breakdown and that I had lost my mind. I could only say a word or two, then I would break out crying and laughing. Those who stayed to hear me out, bits and peaces, were greatly touched by his Spirit and they too were changed.

Kemudian, ada saatnya saya percaya sepenuhnya SAYA MENDENGAR BAPA karena SUARA-NYA YANG AMAT NYARING dan HADIRAT YANG SUNGGUH MENAKJUBKAN YANG MEMBUAT SAYA MELONJAK. Ketika "di padang gurun", saya ada di gunung dan mendapati diri saya berdiri di hadapan-Nya. ITU SUNGGUH SEBUAH PENGALAMAN YANG AMAT MENGAGUMKAN. Ketika Bapa berbicara, saya sungguh terbang dan segala sesuatu di sekitar saya bergerak dan bergerak, berputar dan berputar, dan saya merasa seakan-akan secara nyata ADA DI DALAM DIA. Saya paham sekarang bahwa KETIKA KITA BERBICARA DENGAN BAPA, KITA TIDAK AKAN MELIHAT-NYA karena IA ADA DI MANA-MANA DAN KITA AKAN SECARA NYATA DI DALAM DIA. Hari itu, seluruh puncak gunung berputar-putar. Saya mendengar-Nya bicara, namun bukan hanya itu. SAYA DENGAR DAN RASAKAN HATI-NYA DAN SAYA RASAKAN KASIH DAN BELAS KASIH-NYA. Pengalaman dengan Bapa hari itu MENGUBAH SAYA SELAMANYA. Itu adalah pertemuan saya dengan Bapa. Saya turun dari gunung dan tidak dapat bicara tanpa tertawa dan menangis begitu deras sehingga saya tidak dapat menceritakan kepada siapapun akan pengalaman itu selama lebih dari 3 bulan. Semua orang berpikir bahwa saya mengalami sebuah kejatuhan mental dan kehilangan akal sehat saya. Saya hanya bisa bicara sepatah atau dua patah kata saja, kemudian saya menjerit menangis dan tertawa. Mereka yang mendengarkan saya, penggalan demi penggalan, dijamah oleh Roh-Nya secara luar biasa dan juga ikut diubahkan.

I know what Moses felt like that day when he stood and watched the Burning Bush burn, then suddenly HE HEARD THE FATHER SAY, "MOSES." I know and understand why, MOSES WAS NEVER THE SAME AFTER THAT, AND HE STOPPED HERDING SHEEP AND WENT TO EGYPT TO SET THE PEOPLE FREE.

Sekarang saya mengerti apa yang dirasakan Musa pada hari di mana ia berdiri dan melihat semak duri yang membara, dan tiba-tiba IA MENDENGAR BAPA BERKATA, "MUSA." Saya tahu dan paham alasannya, MUSA TAKKAN PERNAH SAMA LAGI SEJAK SAAT ITU, DAN IA BERHENTI MENGGEMBALAKAN DOMBA DAN PERGI KE MESIR UNTUK MEMBEBASKAN BANGSANYA.

Ken Dewey
Desert Prophet

Friday, August 8, 2014

6 Hal Untuk Meresponi Destiny Kita

Selain 5 Hal Penting Untuk Memperoleh Kanaan Kita, melalui hamba-Nya, Tuhan sekali lagi memperjelas dan memperdalam maksud-Nya dengan menjabarkan langkah demi langkah supaya apa yang sudah ditakdirkan-Nya bagi kita tergenapi dengan sempurna:

1. Mengenali dengan seutuhnya destiny kita masing-masing. Siapa kita, termasuk impian kita di hadapan-Nya, untuk apa kita ada di dunia ini, apa kehendak-Nya dalam hidup kita dan bagaimana menggenapi kehendak-Nya tersebut hingga Garis Akhir merupakan hal-hal yang sama sekali tidak bisa ditawar supaya kita didapati berkenan hingga pada akhirnya. Dibutuhkan proses yang panjang, dan dalam untuk akhirnya kita yakin bahwa itulah keinginan-Nya juga. 


Banyak orang percaya yang ragu bahkan takut dengan keinginannya sendiri karena takut terjebak dengan perkara kedagingan sehingga akhirnya tidak bisa total dalam memperjuangkan destiny-nya tersebut. Padahal Yakub dengan segala kelicikannya tetap dihargai bahkan dikasihi Tuhan, karena Yakub begitu menghargai sebuah hak kesulungan sebagai milik pusakanya yang dari Tuhan. Ambisi Yakub itu ambisi kudus sekalipun cara-caranya begitu mengerikan dan bukan berarti Tuhan menghalalkan kelicikannya.

Jika itu tidak cukup, maka ketahuilah bahwa Tuhan sering kali menyamarkan keinginan-Nya "atas nama" keinginan kita. Timbulnya keinginan di hati Musa untuk mengunjungi saudara-saudaranya (Kisah Para Rasul 7:23) BUKAN timbul dari dalam hatinya sendiri, keinginan itu justru datang dari luar hatinya, yakni dari Roh-Nya yang kudus.

"Now when he (Moses) was forty years old, it came into his heart to visit his brethren, the children of Israel." - Act 7:23

2. Tentukan dengan siapa kita mau belajar. Setelah kita meyakini panggilan dan destiny kita, carilah dengan tuntunan Roh Kudus-Nya, orang-orang yang kita yakini dapat menolong dan mendukung kita untuk mencapai puncak destiny kita. Jika kita yakin destiny kita sebagai nabi-Nya, cari, doakan, hadapkan serta pelajari nabi-nabi-Nya yang telah sukses. Begitu juga sebagai pengusaha, penginjil, gembala, seniman, guru atau bahkan sebagai rasul-Nya sekalipun. Mintalah divine connection dan hikmat-Nya untuk kita bisa menikmati semua prosesnya itu.

Dan ketika kita telah menemukan para senior yang tepat untuk kita belajar, perlakukan mereka dengan benar. Dibutuhkan hikmat dan karunia khusus untuk bisa membaca dan memperoleh perkenanan para senior kita supaya mereka dapat menjadi saluran berkat seperti yang kita harapkan. Perhatikan cara Yakub memperlakukan Ishak, Yakub memahami kesukaan ayahnya, dan bersama Ribka, ia menyajikan masakan daging yang paling enak bagi Ishak. Begitu juga perempuan Sunem memperlakukan Elisa sebagai abdi Elohim. Dan karena pelayanannya yang begitu excellent, maka Elisa berkenan memberkati perempuan Sunem tersebut hingga akhirnya memiliki seorang putera.

3. Miliki kuasa untuk memotret dengan kuat akan masa depan kita. Jika kita yakin bahwa panggilan dan destiny kita sebagai seorang pengusaha, maka kita harus mampu memproyeksikan diri kita sebagai seorang pengusaha sukses. Dan seberapa tinggi kesuksesan yang hendak dicapai, itu tergantung cara kita memproyeksikan hal itu dalam batin kita. Minta Roh-Nya untuk bicara ke batin kita dan ajaklah jiwa kita bicara dari waktu ke waktu sehingga ada cetakan yang begitu kuat akan sebuah potret kesuksesan yang besar di dalam batin kita. 

4. Kemampuan untuk berjalan selangkah demi selangkah dengan Tuhan. Biar bagaimanapun, perjalanan mencapai puncak destiny merupakan perjalanan dua insan, yakni Tuhan dan diri kita masing-masing. Maka sudah barang tentu kita wajib berjalan seirama dengan setiap langkah-Nya. Yang paling tidak boleh dilakukan adalah menyerahkan semua hal kepada-Nya sementara kita tidak melakukan apa-apa. Ada bagian yang harus Ia lakukan dan selalu ada bagian yang harus kita tuntaskan. Apa yang harus kita lakukan itu haruslah sesuai dengan kehendak-Nya, BUKAN sesuai dengan kehendak kita.

Dengan keselarasan yang indah bersama dengan Tuhan, maka semua yang rohani yang dari pada-Nya akan match (cocok) dengan semua yang jasmani yang kita butuhkan untuk mencapai puncak destiny kita. Dan percayalah bahwa pengutusan-Nya terhadap diri kita itu telah melalui berbagai pertimbangan-Nya yang sempurna, jadi yakinlah bahwa kita pasti sanggup menyelesaikannya sampai tuntas. Tuhan tidak mungkin mengutus seseorang, jika Ia tidak yakin bahwa orang tersebut mampu menyelesaikannya.

5. Semua yang Tuhan berikan adalah benih. Dan dalam anugerah-Nya, kita memiliki kesempatan untuk menumbuhkan, membesarkan serta melipatgandakan benih tersebut hingga maksimal dengan tindakan-tindak yang benar dan pembayaran harga yang tepat. Selama kita setia terhadap semua prosesnya, maka hasil pasti akan dianugerahkan-Nya kepada kita.

6. Jagalah sikap hati kita senantiasa. Sebab setiap momen, setiap hari, setiap waktu, setiap keputusan bahkan setiap kedipan mata bisa menjadi sebuah penentuan atas destiny kita hingga pada kekekalan.

5 Hal Penting Untuk Memperoleh Kanaanmu - Vol. 1

5 Hal Penting Untuk Memperoleh Kanaanmu - Vol. 2

Thursday, August 7, 2014

5 Hal Penting Untuk Memperoleh Kanaanmu - Vol. 2


Tuhan memperlihatkan sebuah bahtera yang sedemikian besar dan Tuhan berteriak memanggil-manggil semua anak-anak-Nya. Karena panggilan itu, ada yang meresponi dengan ikut masuk ke dalam bahtera tersebut. Namun ada yang tidak mau masuk. Yang tidak mau masuk adalah mereka yang sudah nyaman dengan kendaraan mereka masing-masing, yakni sekoci-sekoci, sampan-sampan dan kapal-kapal kecil mereka. 

Mereka yang mau masuk ke dalam bahtera-Nya adalah mereka yang paham bahwa fokus hidupnya adalah Tuhan dan hanya Tuhan. Sedangkan mereka yang enggan dan menolak untuk masuk ke dalam bahtera-Nya adalah mereka yang masih terikat dengan kepentingannya sendiri sebab memang fokusnya adalah dirinya sendiri daripada Tuhan. Sekoci-sekoci, sampan-sampan dan kapal-kapal kecil mereka adalah kerajaan-kerajaan mereka, sehingga ketika air bah datang nanti, semua kerajaan mereka akan habis binasa tanpa ada kesempatan lagi untuk mendapatkan keselamatan masuk ke dalam bahtera-Nya.

4. Memahami momen & menjaga sikap hati. Setiap hari, setiap saat, dan setiap waktu adalah penentuan. Ada satu hari, satu waktu, satu keputusan maupun satu sikap yang mungkin tidak kita sadari ternyata hal itu bisa menentukan destiny kita bahkan hingga kepada kekekalan. Sebagai contoh, perhatikan beberapa kisah pelajaran berikut ini:

a. Belajar dari Hagar: "Dan Abraham berkata kepada Allah: 'Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!' Tetapi Allah berfirman: 'Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga.'" - Kejadian 17:18-21

Jika kita mau lebih jeli memahami situasinya, sesungguhnya sebelum Esau memandang rendah dan menganggap remeh hak kesulungannya, Sarah sudah lebih dulu memiliki sikap yang serupa dengan menyodorkan Hagar kepada Abraham. Sebab dasar dari sikap mereka berdua adalah tidak percaya. Sebagaimana Esau menyerahkan hak kesulungannya kepada Yakub, demikian Sarah menyerahkan warisannya kepada Hagar. Maka Hagar pada hari dirinya diserahkan untuk menjadi gundik bagi Abraham, adalah hari dimana ia mendapatkan durian runtuh. Karena pada hari itu, Hagar memiliki kesempatan, bahkan lebih dulu daripada Tamar, Rahab, Rut, dan Batsyeba untuk namanya dapat tercatat dalam Silsilah Kristus.

Namun karena sikap Hagar yang mudah sombong dan begitu menghina nyonya Abraham, maka kesempatan yang begitu mulia itu hilang dan tak pernah terulang kembali. Itulah sebabnya ketika Abraham menyodorkan Ismael untuk menjadi anak perjanjian, Tuhan langsung dengan tegas menolaknya. 

Walau Sarah sempat ceroboh dalam perkara Hagar, namun sesungguhnya Sarah telah teruji dalam berbagai perkara lainnya. Sarah setia menemani Abraham walaupun saat itu mereka berdua tidak pernah tahu ke mana mereka harus melangkah. Bahkan ketika Abraham meminta Sarah berdusta atas status mereka di hadapan Firaun maupun Abimelekh, Sarah pun menuruti Abraham tanpa ada keluhan sama sekali.

Sedangkan Hagar, baru hamil satu kali saja ia telah begitu ceroboh bersikap dengan begitu menghina Sarah. Jatah yang begitu besar dan mulia akhirnya harus kembali kepada empunya yang semula. Seandainya hari itu Hagar tetap bersikap setia dan menghormati Sarah, seperti Daud menghormati Saul, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa Hagar akan melahirkan adik-adik Ismael dan Tuhan langsung menjadikan mereka sebagai bapak-bapak bangsa seperti keduabelas anak Yakub. Pertanyaannya, jika hari ini apa yang dialami Hagar sungguh terjadi dalam hidup kita, akankah kita tetap mau ceroboh dengan sikap hati kita?

b. Belajar dari Yehuda dan keluarganya: "Anak-anak Yehuda ialah Er, Onan, Syela, Peres dan Zerah; tetapi Er dan Onan mati di tanah Kanaan; dan anak-anak Peres ialah Hezron dan Hamul." - Kejadian 46:12. "Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. ... ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu." - Kejadian 49:8-12.

Yehuda adalah manusia biasa yang memiliki segala kelemahan dan kecenderungan. Namun padanya ada perjanjian Tuhan yang sedemikian rupa sehingga raja-raja bahkan Kristus lahir dari garis keturunannya. Namun kedua anaknya, yakni Er & Onan tidak mampu mewarisi perjanjian tersebut, bahkan mereka berbuat jahat di hadapan Tuhan sehingga Tuhan membunuh mereka. Namun dalam kehendak-Nya yang ajaib, Tuhan mampu menghadirkan penerus yang luar biasa dan "melunasi" nyawa kedua anaknya yang dibunuh Tuhan, yakni melalui Peres & Zerah.

Perhatikan! Bahwa perjanjian Tuhan kepada Yehuda tetap adanya, Tuhan tidak mencari pengganti Yehuda. Dalam kerjasama-Nya dengan Tamar, perjanjian itu tetap bisa diwariskan. Apa yang istimewa dari Yehuda, sehingga Tuhan tetap setia kepadanya? Yehuda bersama Ruben ikut menyelamatkan nyawa Yusuf (Kejadian 37:26-27). Pada saat Yehuda memiliki kesempatan untuk membungkam menantunya, Tamar, ia tidak melakukan hal itu, melainkan dengan sikap yang demikian mulia mengakui kesalahannya (Kejadian 38:26). Bayangkan jika hari itu Yehuda menyangkal dan Tamar dibunuh, maka bukan saja Peres dan Zerah tidak lahir, melainkan juga Tuhan akan menggeser Yehuda dan mencari penggantinya untuk mewarisi perjanjian yang sama.

Yehuda tulus memberikan solusi untuk meyakinkan ayahnya akan keselamatan Benyamin saat mereka hendak ke Mesir untuk kedua kalinya (Kejadian 43:8-16). Yehuda bahkan dengan berani mengajukan permohonan sehingga hati Yusuf tidak dapat lagi tahan (Kejadian 44-45) untuk mengakui identitasnya.

Setelah kelahiran Kristus, maka apa yang telah diwariskan Tuhan kepada Yehuda tidak mampu lagi diwarisi oleh bangsa Israel, sebab dengan ceroboh dan gegabah bangsa Israel menyalibkan Kristus dan harus menanggung secara turun temurun darah Anak Manusia yang tak berdosa. Apa yang harus dinikmati oleh Israel, akhirnya harus digeser Tuhan, salah satunya kepada Inggris Raya (Great Britain / United Kingdom). Itulah sebabnya ada istilah "the sun never sets on British Empire" sebab Inggris dengan semua negara persemakmurannya mewarisi berkat Yehuda, Lewi dan Efraim.


Inggris dan negara-negara persemakmuran (mulai dari ujung paling Timur, New Zealand, Australia, Papua New Guinea, beberapa negara Asia dan belasan negara Afrika) telah menjadi banyak bangsa seperti yang dinubuatkan bagi Efraim, dengan total penduduk sekitar 2,5 trilliun jiwa. Begitu juga negara Amerika Serikat, yang adalah pewaris Yehuda, Lewi dan Manasye, menjadi sebuah bangsa yang begitu berkuasa di dunia. Dari kedua negara ini, dapatkah kita pahami betapa luar biasa kuasa dan dampak dari perjanjian tersebut?

- Belajar dari Yosua & Kaleb: "Pada waktu itu Yosua datang dan melenyapkan orang Enak dari pegunungan, dari Hebron, Debir dan Anab, dari seluruh pegunungan Yehuda dan dari seluruh pegunungan Israel. Mereka dan kota-kota mereka ditumpas oleh Yosua. Tidak ada lagi orang Enak ditinggalkan hidup di negeri orang Israel; hanya di Gaza, di Gat dan di Asdod masih ada yang tertinggal." - Yosua 11:21-22

Jika Anda bertanya alasan Gaza masih membara dan menjadi duri dalam daging bagi Israel saat ini, maka kisah pada zaman Yosua yang menjadi jawabannya. Ada bagian yang tidak dituntaskan. Yang harus kita pahami adalah demikian, jika urusan yang tertunda ribuan tahun saja masih memiliki dampak hingga saat ini, apalagi urusan yang tertunda dalam sehari-hari kehidupan kita. Sikap yang masih suka menunda-nunda dan enggan bertindak cepat serta seirama dengan kehendak Roh-Nya, bisa berakibat fatal.

"Bani Yehuda datang menghadap Yosua di Gilgal. Pada waktu itu berkatalah Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, kepadanya: 'Engkau tahu firman yang diucapkan TUHAN kepada Musa, abdi Allah itu, tentang aku dan tentang engkau di Kadesh-Barnea. ... Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN.'" - Yosua 14:6-12

Kaleb paham bahwa dirinya bukanlah "pilihan utama" untuk urusan bangsanya. Seperti arti namanya, yakni anjing, ia tetap memiliki sikap tahu diri yang baik. Namun hal itu tidak membuatnya berpangku tangan atau menunggu perintah dari Yosua untuk merebut apa yang menjadi jatah maupun warisannya. Kaleb percaya akan janji Tuhan melalui perkataan Musa, dan berdasarkan perjanjian itu, ia dengan gagah berani meminta dan menggenapi apa yang menjadi bagiannya.

Kita sebagai Gereja-Nya seharusnya juga memiliki sikap yang sama. Kita tidak boleh lagi menjadi pasif maupun manja untuk mengerjakan panggilan dan pelayanan kita bagi Kerajaan-Nya. Apa yang hendak kita lakukan sebagai kontribusi kita kepada Kerajaan-Nya, hal itu tidak perlu menunggu orang lain yang mengajak kita. Dengan meminta penyertaan dan petunjuk Roh Kudus-Nya, lakukanlah segera apa yang sudah seharusnya kita kerjakan. Tidak perlu memusingkan hasilnya, melainkan belajar untuk menikmati prosesnya bersama dengan Tuhan. Selama kita mau mengikuti semua kehendak-Nya, maka hasilnyapun telah dijamin-Nya.

"Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung." - 2 Petrus 1:5-10

Ketahuilah bahwa panggilan dan pilihan kita di tahap awal tidaklah teguh dan amat rentan untuk kandas! Proses yang harus kita jalani bersama dengan Roh-Nya akan memperkokoh iman dan panggilan kita melalui persekutuan dengan-Nya dan melahirkan kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, bahkan akhirnya kasih agape. Sehingga pada akhirnya, kelimpahan yang dijanjikan menjadi nyata untuk dinikmati.

Namun jika kita keluar dari panggilan kita dan bahkan membuang destiny kita, maka kita dapat terhilang karena ego kita. Bintang yang terang, akhirnya lenyap dalam kekelaman (black hole) untuk selamanya, Yudas 13.

Perjalanan destiny kita bersama dengannya merupakan sebuah rangkaian tahapan demi tahapan. Dari dipanggil, lalu dipilih dan akhirnya ditetapkan. Demikian juga perjanjian yang diberikan, akan menjadi ketetapan sampai akhirnya menjadi kenyataan. Bahkan orang yang tadinya hanya sekedar mendapat kesempatan, bisa menjadi orang pilihan sampai akhirnya menjadi orang yang berkenan.

5. Mengenai Survey & Mapping. Untuk poin ini, silakan klik di sini. Atau memperoleh rincian pengajarannya secara audio dengan klik, mencari dan download di sini.

5 Hal Penting Untuk Mempeoleh Kanaanmu - Vol. 1

6 Hal Untuk Meresponi Destiny Kita

Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

Tuesday, August 5, 2014

5 Hal Penting Untuk Memperoleh Kanaanmu - Vol. 1

Menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali sebagai Raja di atas segalanya, kita dituntut untuk menyimak dan mempelajari cara hidup Daniel, Hananya, Misael, Azarya bahkan Hadasah. Ketika mereka terpilih untuk melayani raja-raja saat itu, ada sebuah jangka waktu untuk mereka menjalani sebuah persiapan dan didikan, yang akhirnya melahirkan pemahaman yang baru dan sikap yang sejalan untuk mereka layak berhadapan dengan raja-raja tersebut. Demikian juga kita sebagai Gereja dan Pasukan Kudus-Nya, dituntut dalam sebuah persiapan dan didikan yang begitu panjang dan kompleks untuk memasuki sebuah zaman yang baru, memerintah bersama dengan-Nya di Masa Kerajaan Seribu Tahun.

"Maka berkumpullah segenap umat Israel di Silo, lalu mereka menempatkan Kemah Pertemuan di sana, karena negeri itu telah takluk kepada mereka. Pada waktu itu masih tinggal tujuh suku di antara orang Israel, yang belum mendapat bagian milik pusaka. Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: 'Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu? Ajukanlah tiga orang dari tiap-tiap suku; maka aku akan menyuruh mereka, supaya mereka bersiap untuk menjelajahi negeri itu, mencatat keadaannya, sekadar milik pusaka masing-masing, kemudian kembali kepadaku. Sesudah itu mereka akan membaginya di antara mereka menjadi tujuh bagian. Suku Yehuda akan tetap tinggal dalam daerahnya di sebelah selatan dan keturunan Yusuf akan tetap tinggal dalam daerahnya di sebelah utara. Kamu catat keadaan negeri itu dalam tujuh bagian dan kamu bawa ke mari kepadaku; lalu aku akan membuang undi di sini bagi kamu di hadapan TUHAN, Allah kita. Sebab orang Lewi tidak mendapat bagian di tengah-tengah kamu, karena jabatan sebagai imam TUHAN ialah milik pusaka mereka, sedang suku Gad, suku Ruben dan suku Manasye yang setengah itu telah menerima milik pusaka di sebelah timur sungai Yordan, yang diberikan kepada mereka oleh Musa, hamba TUHAN.' Kemudian bersiaplah orang-orang itu, lalu pergi, sedang Yosua memerintahkan kepada mereka, pada waktu mereka berangkat, supaya mereka mencatat keadaan negeri itu, katanya: 'Pergilah, jelajahilah negeri itu, catatkanlah keadaannya, kemudian kembalilah kepadaku; maka di sini, di Silo, aku akan membuang undi bagi kamu di hadapan TUHAN.' Orang-orang itu pergi dan berjalan melalui negeri itu; mereka mencatat keadaannya dalam suatu daftar, kota demi kota, dalam tujuh bagian, lalu kembali kepada Yosua ke tempat perkemahan di Silo. Lalu Yosua membuang undi bagi mereka di Silo, di hadapan TUHAN, dan di sanalah Yosua membagikan negeri itu kepada orang Israel, sesuai dengan pembagian mereka." - Yousua 18:1-10

Tuhan ingin kita memperoleh impian atau Kanaan kita masing-masing, sebab Kanaan kita merupakan bagian yang terintegrasi dengan destiny kita, juga terintegrasi dengan rencana utama Tuhan untuk mengokohkan Kerajaan-Nya di Bumi. Untuk itu, ada lima hal penting yang harus diperhatikan supaya kita memperoleh Kanaan kita secara nyata. Kelima hal ini harus dipenuhi, tidak boleh ada satupun yang dilewati:

1. Kita harus mengenali dengan benar impian atau Kanaan kita masing-masing. Dalam hal ini, kita dituntut untuk mengenali Tuhan sekaligus mengenali diri kita sendiri dengan sangat baik. Sebagaimana Tuhan mengenali diri kita, demikian juga seharusnya kita memahami setiap sisi dalam diri kita. Kita tidak bisa hanya berkata, "Pokoknya destiny-ku uangnya banyak, mobilnya mewah, bisa memberkati banyak orang, memberkati bangsa-bangsa." Namun pada kenyataannya kita sebenarnya masih belum mengerti arah yang Tuhan kehendaki bagi kita. Padahal kita harus memahami apa-apa saja yang sesungguhnya sudah Tuhan siapkan bagi kita. Pada tahap ini, ada tuntutan untuk bergaul karib dengan-Nya, ada tuntutan untuk mengenal hati-Nya dengan benar.

Perhatikan Tanah Kanaan, minimal ada empat bahkan lima kali Tanah Perjanjian itu dilihat dan diamati secara seksama, yakni oleh Abraham yang menjalani setiap jengkal Kanaan (Kejadian 13:14-17), oleh keduabelas pengintai yang diutus Musa, oleh dua pengintai yang diutus Yosua (salah satunya ialah Salmon yang sempat ditolong oleh Rahab), oleh 21 orang yang diutus dari 7 suku (Yosua 18) untuk melakukan Survey & Mapping dan secara spiritual oleh Musa menjelang wafatnya. Dengan demikian, sesungguhnya Tuhan ingin kita kenali betul apa yang sudah Ia persiapkan bagi kita. Bahkan kita harus tahu alasan Tuhan mempersiapkan Kanaan kita masing-masing. Ada selera-Nya, namun juga selera kita dalam setiap Kanaan kita.

Namun demikian, kita harus belajar dari kesalahan sepuluh orang pengintai yang bersikap salah ketika mereka mengetahui Kanaan mereka. Pada dasarnya setiap Kanaan kita masing-masing adalah "wow" dan "wah" adanya. Kanaan kita terasa begitu besar dan mustahil untuk diraih jika tanpa iman. Perhatikan kesalahan sikap kesepuluh pengintai tersebut, pertama-tama mereka melaporkan semua fakta yang mereka lihat, namun berikutnya mereka menarik kesimpulan berdasarkan pengertian mereka sendiri (Bilangan 13). Bagian kita hanya melihat apa yang Tuhan sudah siapkan dan percaya. Selebihnya adalah bagian Tuhan. Jangan pernah menyimpulkan sendiri apa yang sudah Tuhan putuskan atau tetapkan. Tanpa pengenalan yang benar akan Tuhan, tidak akan mungkin kita bisa menerima Kanaan kita masing-masing.

Mengapa Tuhan murka kepada kesepuluh orang pengintai dan sebagian bangsa Israel yang mempercayai perkataan mereka? Karena ketika mereka menyebut bahwa diri mereka seperti belalang, hal itu sama dengan menghina Tuhan. Sebab di hadapan Tuhan, Israel merupakan pasukan dan bala tentara-Nya. Tuhan ingin kita melihat sebagaimana Ia melihat.

2. Memiliki kuasa untuk mengingini. Ketika suku Ruben, suku Gad dan sebagian suku Manasye melihat bagian pinggir Tanah Kanaan di sisi Timur sungai Yordan yang begitu subur, mereka meminta bagian tanah tersebut dari Musa, dan Musa mengabulkannya dengan syarat bahwa pasukan mereka tetap membantu suku-suku yang lain untuk memperoleh bagian mereka di tempat-tempat lainnya masing-masing. Keinginan semacam ini bukanlah kedagingan, ini memang sikap yang benar untuk meresponi pemberian Tuhan.

Perhatikanlah Esau dan Yakub di hadapan Tuhan (Maleakhi 1:1-3), betapa Tuhan begitu mengasihi Yakub dan sedemikian membenci Esau. Mengapa? Karena Yakub, terlepas dari caranya yang licik, namun ia memiliki sikap hati yang sedemikian rupa menginginkan apa yang Tuhan sediakan dengan imannya sedangkan Esau menganggap hak kesulungannya sebagai sesuatu yang tidak ada nilainya. 

Kita juga tidak boleh bersikap apatis maupun sok alim dengan alasan "kedagingan" yang tidak tepat. Memang benar kita adalah hamba dan Tuhan adalah Tuan sekaligus Raja kita. Namun di sisi lain, kita juga adalah kawan sekerja-Nya (1 Korintus 3:9). Kita berjalan bersama dengan-Nya, seperti dua ekor lembu dalam satu kuk yang sama (Matius 11:29-30), itulah sebabnya kita dituntut untuk seirama dengan langkah-langkah-Nya. Jika kita tidak memiliki kerinduan dan passion yang seirama dengan-Nya, maka kita akan menjadi beban yang tidak perlu bagi kepentingan Kerajaan-Nya.

"Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini." - Kisah Para Rasul 15:28

Ayat tersebut di atas adalah salah satu bukti betapa kehendak Tuhan dan kehendak kita harus seirama dan saling memahami dan menghargai satu sama lain. Ingatlah bahwa kita adalah gambar dan rupa-Nya, kita diciptakan dengan cara Tuhan melihat diri-Nya terlebih dahulu. 

"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. ... Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!" - 2 Korintus 9:6-15

Ada yang disebut karunia yang tak terkatakan, yakni karunia memberi atau menabur. Sebab tindakan pemberi atau penaburan (materi) merupakan sikap yang didasari oleh pemahaman dan pengenalan kita terhadap Tuhan dan segala sesuatu yang ada dalam keberadaan kita. Tuhan menilai dan menghargai semuanya itu, entah taburan itu sedikit maupun banyak, dan bayangkan betapa berdampaknya semua itu. Ia memberikan tuaian yang besar bagi yang menabur banyak, Ia memberikan tuaian yang kecil bagi yang menabur sedikit. Jadi sadarilah betapa berkuasanya keinginan dan sikap kita dalam meresponi semua perkara yang Tuhan sediakan bagi kita.

3. Sisi ke-Lewi-an. Suku Lewi tidak memperoleh bagian seperti semua suku lainnya, sebab mereka memiliki bagian khusus dan dikhususkan bagi Tuhan untuk melayani bangsa sebagai imam. Suku Lewi hanya menerima sebagian (biasanya sepersepuluh) dari apa yang diperoleh suku-suku lainnya. Namun karena kedudukannya itu, suku Lewi justru menjadi begitu kaya dan memiliki seluruh keanekaragaman dari kesebelas suku lainnya. 

Kita sebagai Gereja Tuhan adalah "Lewi" bagi bangsa ini sebab salah satu panggilan kita adalah menjadi imamat yang rajani. Dalam kaitannya dengan Kanaan kita masing-masing, Tuhan menghendaki bahwa kita menyentuh seluruh aspek dan bidang kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Simaklah apa yang sudah Tuhan kerjakan melalui Bahtera. Semua kegiatan mulai dari sekolah, dapur umum, rumah singgah, seminar narkoba, sekolah sepakbola, klinik, dan sebagainya. Tuhan menghendaki kita menjadi Gereja yang memerintah bersama-Nya di segala aspek, yakni pendidikan, kesehatan, bisnis, olahraga, sosial, budaya, keluarga, dan lainnya. Inilah sisi ke-Lewi-an dari destiny dan Kanaan kita yang Tuhan siapkan terintegrasi dengan rencana Kerajaan-Nya.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.